Jadikan Dirimu Lebih Berarti dengan Kesegaran Alami Kedai Artea

...

Strong Taste, Strong Roots About Us

Dalam dunia yang terus berkembang di industri minuman, kebutuhan akan tempat yang menyajikan minuman segar dan berkualitas semakin meningkat. Inovasi dan kreativitas menjadi kunci dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin cerdas dan selektif. Inilah mengapa Artea hadir sebagai jawaban atas keinginan akan pengalaman minum yang unik dan menyegarkan. Nama Artea sendiri terinspirasi dari gabungan nama pemiliknya, mencerminkan dedikasi mereka terhadap produknya. Dengan inisial "A" dan "R" yang melambangkan pemilik, serta "tea" yang menggambarkan fokus pada varietas teh, Artea mempersembahkan pengalaman minum yang memukau dan berbeda dari yang lain.

Artea tidak hanya sekadar kedai minuman biasa, melainkan sebuah destinasi untuk menikmati ragam minuman berkualitas. Dari teh dengan berbagai varian hingga kopi yang memikat lidah, dari latte yang lembut hingga mojito yang menyegarkan, setiap menu di Artea diracik dengan teliti menggunakan bahan-bahan pilihan. Dedikasi kami terhadap kualitas terpancar dalam setiap tegukan, memastikan pengalaman minum yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung, baik anak-anak maupun dewasa. Dengan menggunakan bahan-bahan pilihan, Artea tidak hanya menawarkan minuman yang lezat, tetapi juga memastikan kebaikan untuk konsumen setia kami.

Mari bergabung dengan kami di Artea, di mana setiap tegukan adalah perjalanan baru dalam memanjakan lidah dan menyegarkan jiwa. Temukan kelezatan di setiap sajian, dan nikmati suasana yang hangat dan ramah di kedai kami. Jangan ragu untuk mengunjungi Artea dan merasakan sendiri keistimewaan dari minuman berkualitas yang kami tawarkan. Sambutlah pengalaman minum yang tak terlupakan di Artea, tempat di mana rasa dan kualitas bertemu dalam setiap gelas yang kami sajikan.

Perjalanan Kami

Awal kami memulai usaha minuman, kami tidak memulai sebagai Artea melainkan kami bergabung dengan salah satu franchise yang saat itu sedang naik daun yaitu Es Teh Desa. Sayangnya saat bergabung dengan franchise tersebut kami tidak mempelajarinya dengan baik terlebih dahulu baik target pasar, pesaing, dan aturan yang ditetapkan pihak franchise.

Salah satu yang membuat kami tertarik bergabung dengan franchise Es Teh Desa pada waktu itu adalah harga es teh yang sangat murah di kantong konsumen yaitu Rp 2.500, itu yang terjadi di lapangan, yang terjadi di wilayah kami, yang ditawarkan oleh mereka yang sudah berdagang terlebih dahulu dengan nama Es Teh Desa. Namun, setelah kami bergabung dengan Es Teh Desa kami merasa ada yang janggal dengan apa yang ditawarkan oleh orang yang kami anggap mitra Es Teh Desa. Misalnya, pertama cups yang mereka gunakan polos padahal cups dari pihak Es Teh Desa memiliki sablon. Kedua, kenapa rasa tehnya berbeda dengan teh racik dari Es Teh Desa di mana rasa teh dari Es Teh Desa menggunakan racikan khas solo sedangkan mereka yang kami anggap mitra sebellum kami tidak menggunakan racikan khas solo atau mungkin palah menggunakan teh instan. Ketiga, serbuk minuman varian rasa dari Es Teh Desa menggunakan bungkus alumunium voil yang beratnya kurang lebih sekitar 30 - 40 gr sedangkan mereka yang kami anggap mitra sebelum kami menggunakan plastik cetik dan beratnya mungkin lebih sedikit dari pada milik Es Teh Desa (karena kami mencoba mempraktekan dengan ukuran plastik cetik yang sama).

Dari sinilah kami mengambil kesimpulan bahwa orang yang kami anggap mitra Es Teh Desa sebelum kami ini melakukan kecurangan dengan melanggar kesepakatan dengan pihak Es Teh Desa. Tentu hal ini bukan tanpa sebab sepertinya karena di wilayah kami ada Booth Teh Desa yang memang menjual es teh jumbo dengan harga Rp 2.500. Perlu diketahui bahwa Teh Desa dan Es Teh Desa itu berbeda, Teh Desa itu dari Purwokerto sedangkan Es Teh Desa itu dari Solo. Tentu sebagian orang menjadikan Teh Desa kiblat Es Teh Jumbo karena Teh Desa yang pertama kali muncul di wilayah kami dan menjadikan orang yang tadinya bergabung dengan Es Teh Desa juga putar haluan agar bisa bersaing namun dengan cara yang kami anggap cara itu salah karena melanggar kesepakatan (baca: perjanjian) adalah hal yang dilarang dalam agama kami (Islam) itu termasuk tanda orang munafik sebagai mana dalam hadits:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

“Tanda kemunafikan ada tiga; apabila bercerita ia dusta, apabila berjanji ia tidak menepatinya dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (Hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry no. 33, 2682, 2749, 6095, Muslim no 59 dan At-Tirmidzy no. 2636.)

dan tempat orang munafik adalah di neraka paling bawah sebagaimana firman Allah ta'ala dalam Surat An-Nisa ayat 145:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًا

"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."

Wal 'iyyadzu billah.

Tentu kami tidak ingin jatuh pada kesalahan ini dan inilah awal lahirnya Artea. Kami menjalankan usaha sebagai mitra Es Teh Desa tidak lebih dari satu atau dua pekan. Selama masa tersebut kami sembari merancang usaha kami mulai dari nama, logo, produk, dan desain yang akan kami gunakan.

Alhamdulillah, Allah ta'ala beri kami kemudahan. Sekitar satu pekan setelah Idul Fitri 1445 H kami bisa memulai membuka usaha kami sendiri, Artea. Inilah langkah baru kami. Semoga Allah jaga usaha ini dari keburukan dan dijadikan-Nya usaha ini usaha yang berkah bukan hanya untuk kami tapi juga Anda.

Barakallahu fiikum.